Minggu, 04 Oktober 2009

Zakaria Botros: "Tuhan Tidak Berdoa!"

http://www.jihadwatch.org/2009/01/the-ongoing-exploits-of-fr-zakaria-botros-god-does-not-pray.html


"As for Allah..."

Baru² ini Pendeta Zakaria Botros—yang juga dijuluki Majalah World Magazine sebagai Tokoh Daniel tahun ini – secara singkat membahas pernyataan yang seringkali diucapkan Muslim setiap nama Muhammad disebut, yakni “berkat dan damai menyertainya” atau dalam bahasa Inggris adalah “peace and blessing upon him” atau disingkat sebagai PBUH.

Kalimat Arab asli yang diucapkan setiap kali nama Muhammad disebut adalah Sala Allah ‘aliyhi we sallam, yang arti harafiahnya adalah “Allâh berdoa baginya dan bagi perdamaian.” Hal ini juga dinyatakan di Qur’an, Sura 33, ayat 56:

Sesungguhnya Allâh dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat pada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Dalam ayat itu dinyatakan “Allâh dan malaikat²nya berdoa (yi-sal-un) untuk sang nabi …”

Semua orang Arab yang membaca kalimat ini tentunya akan bertanya, “Mengapa – dan bagaimana caranya – Allâh berdoa untuk Muhammad?”

Jawaban khas dari para ulama dalam kontex ini adalah Sala tidak berarti “berdoa/sholat” tapi berarti “memberkati.” Inilah sebabnya kalimat menyatakan “untuk dia” (‘alyhi) dan tidak “pada dia” (iliyhi). Kata² “pada dia” (iliyhi) berarti bahwa Allâh berdoa kepada Muhammad – dan ini tentunya sangat tak masuk akal.

Tapi Pak Botros menjelaskan bahwa penjelasan ini mengandung masalah. Pertama-tama, jarang ada kamus Arab yang menyatakan kata Sala berarti “memberkati”; bahkan sebenarnya, satu²nya kejadian di mana Sala berarti “memberkati” adalah jika Allâh melakukan hal itu, seperti yang tertera dalam ayat Qur’an di atas, di mana kata Sala tidak pernah diterjemahkan sebagai “berdoa.”

Botros lalu membaca pelafalan umum yang sering diucapkan Muslim dalam buku Al-Majmu’ Al-Nawwawi, vol.8, hal.202:
(1) “Allah Sala bagi Muhammad dan keluarganya, sama seperti yang kamu lakukan bagi keluarga Ibrahim dan keluarganya.”
Setelah beberapa pelafalan berikutnya, Muslim kembali melafalkan:
(2) “Allah baraka (memberkati) bagi Muhammad dan keluarganya, sama seperti yang kau lakukan bagi Ibrahim dan keluarganya.”

Pertanyaan Botros adalah:
Jika Sala berarti “memberkati,” mengapa menggunakan kata Arab Baraka/Barik (memberkati) dalam kontex yang sama? Jika makna kata Sala dalam kalimat pertama sama dengan makna Baraka pada kalimat kedua, maka mengapa tidak menggunakan kata Baraka saja dalam kedua kalimat tersebut? Hal ini tentunya karena [img]Sala[/img] dalam kalimat pertama tidak berarti “memberkati”, tapi berarti “berdoa.”

Dia lalu membaca hadis dari Kitab Al Sunna oleh Abdullah bin Ahmad, vol. 1, hal. 272:
Rupanya, ketika Muhammad mencapai surga tingkat ke tujuh sewaktu Isra dan Mi’raj, dia bertemu dengan Jibril, yang segera berkata padanya, “Sst! Tunggu, karena adalah lagi sembahyang (Sala/sholat).”
Muhammad bertanya, “Apakah Allâh melakukan sholat?”
Jibril menjawab, “Iya, dia melakukan sholat.”
Muhammad lalu bertanya, “Apa yang didoakannya?”
Jibril menjawab, “Memuji! Memuji Tuhan!”


Pak Botros menutup buku dan melihat pada kamera sambil bertanya:
“Bagaimana mungkin Allâh bersholat? Pada siapa dia bersholat? Siapakah yang dipuji-puji oleh Allâh?!”
Jika Allâh melakukan sembahyang memuji Tuhan, maka tampaknya Allâh hanyalah sekedar makhluk ciptaan lain setarafa jin atau Iblis – yang ketakutan dan lalu sembahyang pada Tuhan yang “sejati.”

6 komentar:

YuKuSa mengatakan...

Allah yg menurunkan taurat,injil & qur'an memerintahkan kami demikian;


Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.(Quran Surah 29 Al Ankabuut 46)



Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy."
Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
(Quran Surah 17 Al Israa’ 43)



Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan
(Quran Surah 23 Al Mu’minuun 92)

Erick Andres mengatakan...

Saya ingat saat dulu penasaran ingin tahu sedikit mengenai isi kitab suci mereka maka saya membaca terjemahan saat azan maghrib di TV, hasilnya adalah saya bingung dengan tata bahasanya. Dari situ saya berfirasat bahwa ga jelas nih agama dan firasat itu terbukti setelah saya banyak membaca literatur mereka melalui internet dan saya tarik benang merah dengan kejadian2 terorisme serta perilaku hidup mereka ternyata nyambung banget. Thanks utk pencerahannya dan thanks atas penemuan internet.

Erick Andres mengatakan...

Saya ingat saat dulu penasaran ingin tahu sedikit mengenai isi kitab suci mereka maka saya membaca terjemahan saat azan maghrib di TV, hasilnya adalah saya bingung dengan tata bahasanya. Dari situ saya berfirasat bahwa ga jelas nih agama dan firasat itu terbukti setelah saya banyak membaca literatur mereka melalui internet dan saya tarik benang merah dengan kejadian2 terorisme serta perilaku hidup mereka ternyata nyambung banget. Thanks utk pencerahannya dan thanks atas penemuan internet.

Unknown mengatakan...

Allah nya aja gax tau pa lagi nabinya keduanya sama Allah yg palsu dan keduanya sama

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِّنَ الرُّسُلِ وَمَاۤ اَدْرِيْ مَا يُفْعَلُ بِيْ وَلَا بِكُمْ ۗ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ وَمَاۤ اَنَاۡ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ
qul maa kuntu bid'am minar-rusuli wa maaa adrii maa yuf'alu bii wa laa bikum, in attabi'u illaa maa yuuhaaa ilayya wa maaa ana illaa naziirum mubiin

"Katakanlah (Muhammad), Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul, dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan."
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 9)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Unknown mengatakan...

Kalau Allah yg menurun kan kitab taurat dan injil tentu muhamad juga mmbenarkan ajaran taurat dan injil tetapi Allah dan muhamad memeranginya


قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَ رَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَـقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْـكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ
qootilullaziina laa yu`minuuna billaahi wa laa bil-yaumil-aakhiri wa laa yuharrimuuna maa harromallohu wa rosuuluhuu wa laa yadiinuuna diinal-haqqi minallaziina uutul-kitaaba hattaa yu'thul-jizyata 'ay yadiw wa hum shooghiruun

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 29)

KESIMPULAN BUANG ALQURAN DAN TINGGALKAN ISLAM !!!

Unknown mengatakan...

Al quran bukan perkataan allah tapi perkataan muhamad itu sendiri.
Allah SWT berfirman:

اِنَّهٗ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍ ۚ
innahuu laqoulu rosuuling kariim

"Sesungguhnya ia (Al-Qur'an itu) benar-benar perkataan Rasul yang mulia,"
(QS. Al-Haqqah 69: Ayat 40)
Sedangkan muhamad itu nabi palsu yg mengarang cerita bohong.